Tuak, Minuman Tradisional yang Masih Digemari

 

yuak

Putu Widy menunjukkan Tuak buatannya yang dijual di kawasan Desa Semana, Kabupaten Badung, Bali (Agung)

 

Badung-Tuak merupakan salah satu minuman beralkohol yang digemari di Bali. Konsumen Tuak dapat menemukan sebagian besar penjual Tuak di kawasan pedesaan baik sebagai produsen maupun pengecer. Sebelumnya, Tuak diproduksi sebagai minuman untuk suguhan saat berlangsungnya salah satu kesenian bali yaitu Megenjekkan. Megenjekkan merupakan nyanyian tradisional yang dikumandangkan oleh sekumpulan orang ketika sedang meminum tuak.

Proses pembuatan Tuak yang alami dan harganya yang relatif murah membuat minuman beralkohol ini sangat diminati berbagai kalangan baik muda maupun dewasa. Jika pada awalnya Tuak digunakan sebagai sarana upakara, maka saat ini Tuak juga dimanfaatkan warga untuk dikonsumsi sehari-hari dan dipercaya memiliki manfaat kesehatan. “Tuak diproduksi tidak hanya untuk diminum saja, namun bermanfaat juga untuk menurunkan kadar gula bagi penderita diabetes dan sudah banyak yang berhasil,” terang Putu Widi seorang pembuat Tuak di kawasan Semana, Kabupaten Badung. Putu Widi mengaku jika saat ini peminat Tuak sangat banyak dan dari segi penjualan dapat bersaing dengan minuman beralkohol bermerek. Dalam sehari ia dapat memproduksi Tuak hingga 40 botol dan rata-rata 300 botol tiap bulannya dengan harga jual Rp3 ribu per botol berukuran 650 ml dan Rp15 ribu untuk botol berukuran 1,5 liter.

Dengan harga yang masih tergolong murah, banyak orang mencari peruntungan dalam menjual kembali tuak tersebut dari agen. Mangku Kumpul, seorang pengecer Tuak dari Desa Batubulan, Kabupaten Gianyar mengaku meskipun hanya sebagai pengecer, namun omset yang diperolehnya sangat menjanjikan mulai dari Rp40 ribu hingga Rp150 ribu perhari. “Saya lebih tertarik menjual Tuak daripada minuman beralkohol lain karena minuman ini bersifat alami dan tanpa zat kimia,” terang Mangku Kumpul.

Mangku Kumpul yang juga berprofesi sebagai tukang pijat ini mengaku selama 3 bulan menjadi pengecer Tuak, ia telah memiliki pelanggan baik yang dari daerah sekitar hingga luar daerah. Sensasi rasa dan maanfaat dari meminum Tuak menurutnya membuat orang ketagihan. Komang Awik yang merupakan salah satu pelanggan Pak Mangku mengaku setiap hari dia pasti Mengkonsumsi Tuak, “Saya tau tuak itu dari SMP, sampai sekarang saya tetap mengkonsumsinya untuk menghilang rasa asam di bibir. Kalau saya terkadang tidak dapat mengkonsumsi Tuak, saya tidak bisa tidur,” terangnya. Meskipun saat ini banyak bermunculan minuman beralkohol dengan merek ternama, namun Tuak tetap memilki penggemarnya dan pembuat Tuak tradisonalpun akan tetap melakukan produksi di tengah gempuran jaman. (Agung)

 

Tinggalkan komentar