Bangkitkan Lagu Anak, Bentara Budaya Bali Gelar Workshop “Dendang Kencana”

hardnews santika

Senin (15/05/17) Peserta workshop yang di bagi menjadi masing-masing kelompok, tengah berdiskusi mengenai lagu yang akan mereka ciptakan di Bentara Budaya Bali. (San6)

    Senin (15/05/17) kemarin bertempat di Gedung Bentara Budaya Bali Jl. Profesor Ida Bagus Mantra nomor 88a Ketewel Gianyar Bali, Bentara Budaya Bali melaksanakan Workshop Cipta Lagu Anak yang bernama “Dendang Kencana”. Workshop ini merupakan salah satu acara besar yang diadakan setiap tahun oleh Bentara Budaya di bawah naungan Kompas Gramedia yang bertujuan untuk membangkitkan kembali lagu anak-anak karena melihat sebagian besar anak-anak saat ini lebih senang menyanyikan lagu orang dewasa.

    “Lagu anak-anak kan sekarang sudah memprihatinkan ya, kita bukan menyalahkan genre lagu apapun tapi yang salah itu anak-anak menyanyi lagu yang tidak sesuai dengan umurnya, melihat lagu anak-anak yang hampir tidak ada dan jarang serta hanya ada lagu lawas,” ungkap Ika W. Burhan selaku Ketua Pengelola Bentara Budaya Jakarta.

    Workshop Cipta Lagu Anak ini diselenggarakan di empat tempat yaitu Jakarta, Solo, Yogyakarta dan terakhir di Bali yang di ikuti oleh 47 peserta dan sasaran utama penyelenggaraan workshop ini adalah Guru atau Tenaga Pendidik Paud, TK dan SD.

    “Sasaran kita adalah Guru Paud, TK dan SD. Kenapa tiga golongan itu? paling engga mereka yang paling sering mengubah lagu, misal saat anak-anak masuk kelas dan berbaris. Daripada mengubah lagu orang bikin lagu sendiri gitu kan,” ujar Ika W. Burhan.

    Dian Hadipranowo yang merupakan seorang pencipta lagu dan produser musik bersama dengan Caecilia Hardani adalah  Dosen Jurusan Seni Musik Universitas Jakarta menjadi narasumber dalam penyelenggaraan workshop ini. Dalam workshop ini peserta di bagi menjadi sepuluh kelompok, dan masing-masing kelompok ditugaskan untuk menciptakan lagu berdasarkan materi yang dipaparkan oleh kedua narasumber, dengan tema yang sudah didapatkan secara acak.

    “Sepuluh kelompok tadi harus mempresentasikan lagu ciptaannya masing-masing dengan tema yang didapatkan, baik mengenai lagu atau not yang dipakai. Lalu setelah itu mereka praktek nyanyi sambil gerak, dan nanti akan di evaluasi oleh narasumber ini,” tutup Ika W. Burhan.

    Workshop ini dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 15 Mei 2017 sampai dengan tanggal 16 Mei 2017 yang dimulai dari jam 08.00 Wita. Banyak peserta merasakan keseruan dan kepuasaan setelah mengikuti workshop ini. Seperti halnya Alit yang merupakan pendidik musik mengaku mendapatkan pengetahuan setelah mengikuti workshop ini dan berharap workshop ini lebih sering lagi diadakan. Sependapat dengan Alit, salah seorang mahasiswa IHDN bernama Armi juga mengungkapkan keseruannya usai mengikuti workshop dan berharap  siswa serta mahasiswa lebih banyak diundang dalam workshop ini. Senada dengan Alit dan Armi, Gurus SDN 2 Sayan, Ubud mengatakan bahwa workshop ini penting bagi pengajar untuk menambah pengetahuan pribadi maupun untuk umum dan anak didiknya. (San6)

Malam Puncak dan Sebuah Apresiasi Hardiknas FISIP Universitas Udayana 2017

Sesi Foto Bersama Para Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah Hardiknas FISIP Universitas Udayana 2017, Minggu (14/05). (Dok. Panitia)

           Denpasar – Mengusung tema “Optimalisasi Bonus Demografi dengan membentuk Generasi Muda yang Kreatif dan Inovatif, BEM FISIP Unud menyelenggarakan acara Malam Puncak Hardiknas FISIP Universitas Udayana 2017 yang bertempat di Ruang Nusantara, Lt. 4, Gedung Agrokomplek, Kampus Sudirman, Universitas Udayana, Minggu (14/5/2017).

         Dimulai pukul 18.00 WITA, acara diawali dengan sambutan – sambutan, dilanjutkan pengumuman para pemenang lomba dari masing – masing kategori yang dilombakan yaitu lomba esai, lomba karya tulis ilmiah, lomba debat, dan lomba musikalisasi puisi. Undangan dan peserta yang hadir juga dihibur oleh beberapa penampilan musik mahasiswa FISIP Unud.

   Dalam sambutannya, Wakil Dekan I FISIP Unud, Tedi Erviantono, S.IP.,M.Si memberikan apresiasi kepada panitia pelaksana yang telah berhasil menyelenggarakan rangkaian acara Hardiknas FISIP Universitas Udayana 2017 dalam cakupan nasional, tidak hanya regional pulau Bali. Terbukti dengan peserta lomba yang juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Sulawesi Selatan, Medan, dan Jawa Timur.

   “Kami turut berbangga karena panitia sudah luar biasa, tadi saya sudah mendengarkan sekelumit cerita bagaimana panitia sudah mempersiapkan acara ini dari jauh – jauh hari, yang mulanya rencananya adalah skupnya regional tapi kemudian dengan berani memakai untuk ukuran tingkat kompetisinya nasional,” ungkap Tedi yang mewakili sambutan Dekan FISIP Unud.

        Malam puncak ini sendiri merupakan yang pertama diadakan pada penyelenggaran Hardiknas FISIP Universitas Udayana untuk lebih memberikan apresiasi kepada para peserta yang dianggap telah memberikan kontribusi pada pendidikan.

       “Karena kami ingin memberikan apresiasi kepada peserta yang sudah berkontribusi untuk pendidikan di Indonesia, jadi kami memberikan di mana hari mereka itu (namanya) diangkat karena dari kreatifitas yang mereka sumbangkan untuk pendidikan Indonesia ,“  ujar  Gusti Ayu Diah Pramesti selaku ketua panitia Hardiknas FISIP Universitas Udayana 2017.

      Diah juga berharap ke depan semakin banyak peserta yang dapat berpartisipasi, lomba yang semakin variatif, dan semua lomba mampu setingkat nasional.

       “Jadi harapan ke depan semoga lebih banyak dapat peserta tentunya, terus lomba-lombanya juga lebih bervariasi, jadi gak cuma ini aja, mungkin bisa ditambah lagi, mungkin tingkatnya itu mungkin bisa lebih di tingkat nasional lagi semua lomba, itu sih harapannya,” tutup Diah yang kini duduk di semester II Program Studi Ilmu Komunikasi. (Kum5)

 

Usung Tema Ekstrem, GGF SMA SLUA Saraswati 1 Denpasar Gemparkan Hati Penonton

Penampilan band Nightmare On Stage menambah kemeriahan GGF Sma Slua Saraswati 1 Denpasar, bertempat di Lapangan Basket Sma SLUA Saraswati 1 Denpasar, Minggu (14/5/2017). (Dew5)

             Denpasar – Minggu (14/5/2017), SMA SLUA Saraswati 1 Denpasar, menggelar GGF (Gelora Ganesma Festival) dengan tema “Ekstrem” (Ekspresikan Seni, Talenta. dan Kreativitasmu), bertempat di Lapangan Basket Sma SLUA Saraswati 1 Denpasar. GGF kali ini dimeriahkan oleh performance diantaranya, The Rise, Xaviera, Matilda, Teater Ganesha, Nightmare On Stage, Matan Ai, hingga penampilan special artist, Jhoni Agung & Double T.

         “Ya karena dari tema itu, kita ngerangkai kata, ekspresikan, seni, talenta, dan kreativitasmu, disana juga kenapa kita milih tema itu, karena kita ada lomba, lombanya itu tentang seni yang kemarin, mekendang tunggal itu masuk seni, talentanya itu dari band – band, dan kreativitas itu dari siswa – siswi disini,” ungkap Nanda Triana Kurnia Udayani, selaku Ketua Panitia GGF 2017.

           Menurut Nanda, GGF merupakan event sekolah tahunan yang digarap langsung oleh pihak OSIS serta bertujuan untuk mempromosikan SMA SLUA Saraswati 1 Denpasar. Rangkaian acara GGF tahun ini, adanya lomba Kendang Tunggal dan lomba Jauk Manis yang dilaksanakan kemarin (13/5/2017), hingga puncak acara hari ini yang dimulai pukul 16.00 WITA.

    Menurut Gustu Eman, salah satu personil band Nightmare On Stage, mengungkapkan GGF merupakan event yang menarik untuk dikunjungi. Selain itu, dirinya dan teman – teman melakukan persiapan untuk tampil malam hari ini kurang lebih dari 2 bulan yang lalu. Nightmare on Stage akan membawakan 4 buah lagu diantaranya, Menace (Crown The Empire), Break – Break (Sunrise), Fake (Killing Me Inside), hingga Tormented (Killing Me Inside). Ia dan teman – teman berharap tahun depan diundang lagi dan mudah – mudahan berawal dari GGF band Nightmare On Stage lebih banyak mendapatkan job mengisi acara.

           Menurut Linda, salah satu pengunjung dan siswa SMA SLUA Saraswati 1 Denpasar, GGF merupakan acara yang menghibur dan seru. Stand kuliner yang ada pun menyajikan makanan yang enak.

       “Semoga gak rusuh aja, yah pokoknya bisa membuat orang – orang terhibur,” ungkap Linda. (Dew5)

International Relation Championship, Perkenalkan Program Studi Hubungan Internasional Universitas Udayana Lewat Kompetisi Olah Raga

 

Peserta lomba dance sedang beraksi di tengah lapangan, bertempat di Gor Ngurah Rai, Denpasar, Minggu (14/5/2017). (DSD5)

        Denpasar – Bertempat di Gor Ngurah Rai Denpasar, Minggu (14/5/2017) telah berlangsung acara Internasional Relation Championship oleh Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI)  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana. Acara ini terdiri dari dua kompetisi yaitu Basket 3 on 3 dan Dance.

   Menurut Issac Tobias selaku Wakil Ketua Panitia Internasional Relation Championship  adalah program baru dan program kerja pertama dari divisi Seni, Olah Raga dan Budaya KOMAHI FISIP Unud yang bertujuan untuk memperkenalkan Program Studi Hubungan Internasional FISIP Unud ke khalayak luas.

       “Tema dari acara ini adalah expose your talent and passion in true competition yang mana artinya kita menunjukkan talenta kita dan sesuatu yang kita sukai melalui kompetisi,” tutur Issac Tobias.

         Dance dan basket dipilih menjadi kompetisi karena cukup popular sehingga mudah untuk mencari peserta dan vanue untuk perlombaanya. Peserta yang mengikuti kompetisi berasal dari kalangan SMA dan kuliah (17 – 22 tahun), dengan rincian peserta basket 12 tim dan dance 15 tim.

      “Harapannya kedepan program ini bisa dilanjutin sih, dengan acara yang  pertama kita bisa tau kekurangan kita dimana dan jadi buat pr untuk tahun depan,” pungkas Issac Tobias. (NUK5/DSD5)

 

Malam Solidaritas Matinya Keadilan, Digelar di Lapangan Puputan Renon Denpasar

asd

Cahaya lilin yang dibawa para peserta aksi, menerangi Malam Solidaritas Matinya Keadilan, di Lapangan Renon, Denpasar, Kamis (11/5/2017). (ANY5)

       Denpasar – Malam solidaritas matinya keadilan berlangsung di Bali hari ini, (11/05/2017). Massa mulai memadati area Lapangan Renon Denpasar, sejak pukul 18.00 WITA. Aksi damai yang berlangsung pukul 18.30 WITA ini merupakan respon masyarakat atas dipenjaranya Ahok. Aksi ini merupakan aksi lanjutan setelah aksi di Tugu Proklamasi, Jakarta dan diikuti daerah lainnya di Indonesia. Terlihat massa nampak memenuhi Lapangan Timur Renon oleh cahaya lilin yang mengudara.

         Selain menuntut pembebasan Ahok, aksi ini sebetulnya hasil dari kekhawatiran dan kekecewaan  masyarakat akan keutuhan NKRI di masa mendatang. Paham radikalisme sudah menjalar dimana-mana, Kebhinekaan dan toleransi umat beragama menjadi hal yang sangat patut dijaga.

       “Saya ikut aksi ini karena saya cinta NKRI, saya muslim, saya cinta Ahok, saya kecewa dengan negara ini, dengan pemerintah, ahok gak salah, dia pahlawan kita semua,” tutur Ibu Ratna, salah satu simpatisan Ahok.

          Aksi ini dihadiri oleh simpatisan Ahok dan juga masyarakat yang peduli akan masa depan NKRI. Dimana massa yang hadir berasal dari berbagai daerah, sabang sampai merauke, yang memang menetap di Bali.

         “Kita tahu ini rekayasa politik, Ahok itu Gubernur yang baik, sayangnya masyarakat kita gampang termakan dengan politik identitas, makanya kita harus selalu sadar akan kebhinekaan dan persatuan ini lebih penting dari apapun,” imbuh salah satu peserta aksi yang tidak ingin disebutkan namanya.

      Aksi ini diwarnai oleh nyanyian kebangsaan Indonesia, tulisan demonstrasi yang dibawa oleh para peserta aksi,  kemudian acara di akhiri dengan pembacaan teks Pancasila. (ANY5)

Temu Dekanat FISIP Universitas Udayana, Jawab Keluh Kesah Mahasiswa

  

td

Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP Universitas Udayana menyelenggarakan Temu Dekanat di Ruang Sidang, Gedung B FISIP Unud, Sudirman, Denpasar, Senin (8/5/2017). (AJD5)

          Denpasar –  Senin (8/5/2017) berlangsung Temu Dekanat di Ruang Sidang, Gedung B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Sudirman, Denpasar. Pada pertemuan kali ini dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan, beserta jajarannya. Acara Temu Dekanat diikuti oleh tiga anggota perwakilan dari setiap ormawa (organisasi mahasiswa) yang ada di lingkungan FISIP Unud dan mahasiswa yang memang berkeinginan hadir serta haus akan jawaban dari setiap keluh kesah mereka selama menempuh pendidikan.

          Temu Dekanat pada tahun ini lebih menekankan tujuan sebagai sarana komunikasi antara Dekanat dan Mahasiswa. Agar pihak Dekanat lebih tahu tentang permasalahan yang ada di lingkungan FISIP. Tak hanya sebagai sarana komunikasi, untuk seorang mahasiswa kita juga berhak mengetahui jawaban secara pasti dari pihak dekanat tentang keluhan yang dialami mahasiswa FISIP. Keluhan tersebut diantaranya berupa fasilitas ataupun sarana prasarana dan birokrasi di Tata Usaha untuk peminjaman alat.

          Charel P. Boy (20), selaku Ketua Panitia Temu Dekanat menegaskan perbedaan Temu Dekanat tahun ini memiliki kelebihan dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana didukungnya aspirasi mahasiswa dengan kuisioner

          “Jadi kita nampilin data jadi tidak sekedar ngomong saja, jadi ada data yang backup kita,” Ujarnya.

          Adapun masalah yang dikeluhkan oleh Mahasiswa FISIP yaitu masalah buku pedoman untuk mahasiswa FISIP angkatan 2016 yang tidak ada, penghitungan absen untuk UAS (Ujian Akhir Semester), penyesuaian kalender akademik FISIP dan lain-lain.

          Putu Satya Nugraha Hanaya (20), Masalah yang sangat banyak dibicarakan sekarang adalah ketersedian jumlah toilet untuk seluruh mahasiswa di lingkungan FISIP Unud. Karena pada saat ini hanya ada satu yang dapat dikatakan layak untuk digunakan. Selain itu, prosedur peminjaman ruangan terutama hari libur yang sering menjadi masalah ormawa – ormawa yang ada di lingkungan FISIP sendiri.

          Suasana Temu Dekanat pada tahun ini berjalan kondusif, teratur, dan apa yang disampaikan pemapar bisa didengar dan dipahami dengan jelas. Untuk penyelenggaraan Temu Dekanat diharapkan dapat dilaksanakan pada hari libur, agar lebih banyak  mahasiswa yang hadir. Tidak seperti hari ini, banyak mahasiswa FISIP yang terbentur jadwal perkuliahan sehingga tidak dapat hadir. Diharapkan pula durasi tanya jawab ditambahkan agar semua aspirasi mahasiswa dapat tersampaikan dengan baik.

          Diharapkan dengan adanya Temu Dekanat antara Mahasiswa dan pihak Dekanat tidak terjadi silang pendapat ataupun hal-hal yang meresahkan seluruh insan maroon.

          “Apa yang kita pertanyakan atau yang kita minta bakal direalisasikan. Setidaknya tidak untuk saat ini saja tapi untuk angkatan dibawahnya. Bakal pegang janji, apa yang dijanjikan,”  terang  Charel P. Boy (20). (AJD5)

Kemeriahan Pentas Sastra TK dan PAUD di Panggung Bali Mandara Nawanatya II-2017

P_20170504_172245

Suasana usai penampilan tari dari anak-anak TK dan PAUD di kalangan Angsoka Taman Budaya, Art Center, Denpasar.

Denpasar, (04/05) – Anak-anak TK dan PAUD dari TK Dharma Praja dan TK Dyatmika memeriahkan panggung Bali Mandara Nawanatya II-2017 sore ini. Antusias yang sangat tinggi diperlihatkan oleh anak-anak usia 3 – 5 tahun. Pelaksanaan pentas sastra pun, mendapat dukungan penuh dari orang tua anak-anak TK dan PAUD yang mengikuti acaranya.

Kepala Sekolah TK Dyatmika, Ni Ketut Ayu Sugiati mengatakan bahwa TK Dyatmika mengikuti program pemerintah dengan semaksimal mungkin. Hal ini dikarenakan selalu melaksanakan program assembly setiap hari Jumat. Pentas sastra yang dipentaskan oleh anak-anak Dyatmika merupakan kolaborasi dari beberapa aktivitas yang sebelumnya telah dilakukan. Waktu yang dibutuhkan dalam mempersiapkan acara pentas sastra sekitar satu minggu.

Ibu Ayu Sugiati mengaku untuk melatih anak-anak usia 3 tahun merupakan tantangan tersendiri. Ditambah dengan berbedanya jadwal masing-masing program (Playgroup, TK A, dan TK B) sehingga Ibu Ayu Sugiati dengan para guru lainnya harus meluangkan waktu. Hal ini bertujuan agar seluruh anak-anak dari program yang berbeda dapat berlatih bersama untuk pentas sastra yang diselenggarakan oleg Bali Mandara Nawanatya II-2017. Alhasil, kerja keras Ibu Ayu Sugiati serta para guru lainnya terbayar karena semua orang tua puas dan gembira melihat pentas sastra yang disuguhkan oleh TK Dyatmika.

Salah satu orang tua murid TK Dharma Praja, Ibu Ria, mengatakan acara Bali Mandara Nawanatya II-2017 ini sangat bagus dan berharap agar dapat rutin dilaksanakan. Ibu Ria pun menambahkan bahwa anaknya sangat antusias mengikuti pentas sastra dan Ibu Ria juga sangat mendukung karena dari sinilah anaknya menjadi lebih mudah bergaul dan juga berani untuk tampil di depan umum.

Akhir kata Ibu Ayu Sugiati selaku Kepala Sekolah TK Dyatmika berpesan, “Program budaya, kesastraan di Bali harus semakin maju.” (Git4&But4)

Membawa Pulang Pengetahuan tentang Keluarga Berencana melalui Seminar Regional IMSOS FISIP Unud

Untitled13

Suasana seminar regional yang diadakan oleh IMSOS FISIP Unud bertempat di Ruang Nusantara, Lantai 4 Gedung Agrokomplek Universitas Udayana (04/05/17)

Denpasar (04/05) – Mengusung tema Sosiologi Kesehatan : “Keluarga Berencana (KB) vs Kearifan Lokal”, Ikatan Mahasiswa Sosiologi (IMSOS) FISIP Universitas Udayana mengadakan seminar regional yang bertempat di Ruang Nusantara, Gedung Agrokomplek Lantai 4 Universitas Udayana.

            Seminar regional tersebut berlangsung mulai pukul 08.30 WITA setelah secara resmi dibuka oleh Dekan FISIP Universitas Udayana. IMSOS FISIP Universitas Udayana mengundang dua pembicara untuk memberikan materi selama seminar yang berlangsung hingga pukul 12.30 WITA. Pembicara pada Stadium General pertama adalah Solita Sarwono, M.A, M.P.H, Ph.D. yang merupakan ahli Gender dan Keluarga. Sedangkan pembicara pada Stadium General kedua adalah Prof. Dewa Nyoman Wirawan, M.P.H.  yang merupakan ahli Kesehatan Masyarakat Bali.

            Angelina Selin selaku ketua panitia mengatakan tema mengenai Sosiologi Kesehatan perlu diangkat mengingat hal tersebut sangat diperlukan oleh masyarakat Bali.

“KB ini emang program yang sangat penting kan. Program yang emang harus disosialisasikan di masyarakat,” ungkapnya.

            Berbagai kalangan pun hadir dalam seminar regional yang disiapkan oleh panitia sejumlah 39 orang selama dua bulan tersebut. Seperti seluruh mahasiswa Sosiologi angkatan 2014, 2015 dan 2016, mahasiswa di luar program studi Sosiologi, masyarakat umum, siswa SMA dengan jurusan kesehatan, hingga kalangan pekerja kantoran.

“Menurut saya seminar ini sudah berhasil. Saya tidak matokin kuantinya, tidak matokin jumlahhnya, tapi matokin dari setiap kalangan itu ada atau ngga. Ternyata ada.” Kata Selin.

            Audrie Zeka, salah satu peserta seminar pun mengaku mendapatkan pengetahuan baru tentang kearifan lokal daerah Bali serta bagaimana kaitannya dengan Keluarga Berencana (KB) di Bali.

“Saya jadi tahu gimana sih KB tu. Terus kita tahu perbedaan KB dan kearifan  lokal di Bali itu kaya gimana,” tandasnya. Audrie pun sangat mendukung berlangsungnya seminar regional yang diadakan IMSOS FISIP Universitas Udayana ini.

“Untuk memperbanyak ilmu juga. Kan ini juga masih dalam ruang lingkup ranah mata kuliah sosiologi,” sambungnya. (IP4)

 

Ras Luar Menyebar, Ras Kintamani Terancam

PENJAGA: salah satu anjing ras kintamani milik warga kintamani, Bangli yang dipelihara untuk menjaga rumah pemiliknya, Minggu (16/04). (jnt3)

            Denpasar – Menjadi salah satu tanda pengenal suatu daerah, anjing ras kintamani bangli menunjukkan eksistensinya. Ya, nama ras anjing yang tidak asing lagi di dengar ini kini mulai menggaet perhatian pecinta anjing. Sayangnya, ras yang berasal asli dari Kintamani, Bangli ini mengalami berbagai ancaman. Salah satunya mempertahankan kemurnian ras aslinya.

            “Kedatangan ras luar yang dikawinkan dengan ras kintamani ini diduga menjadi salah satu faktor yang bisa mengancam kemurnian anjing ras kintamani. Jika hal ini tidak mendapat dukungan dari semua pihak dan terus seperti ini, takutnya akan berpengaruh terhadap fenotipe anjing ras kintamani itu sendiri dan bisa saja ada perubahan pada ras itu,” tutur Drh. I Made Kardena , S. KH., MVS selaku Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Baca lebih lanjut

Pakai Celepuk, Dari Pembasmi Hama Hingga Ikon Desa Adat Pagi

CELEPUK: Beberapa Tytoalba yang sedang belajar berburu dalam kandang ketika masa karantina di Rubuha (Rumah Burung Hantu) Banjar Adat Pagi, Jumat (10/03). (fir3)

             Denpasar – Hama menjadi masalah utama dalam sektor pertanian, untuk menanggulanginya petani banyak memanfaatkan bahan kimia atau memburu langsung hama tersebut. Pemandangan berbeda datang dari petani Desa Pagi, membunuh hama khususnya tikus dengan sengaja berarti telah menyalahi aturan desa dan amanat leluhur. Tak hanya petani, masyarakat di desa tersebut pun percaya bahwa membunuh hama tikus dengan sengaja merupakan dosa dan harus ditebus dengan melakukan upacara macaru di Pura Khayangan Tiga.

              Kini inovasi baru datang dari Made Jonita, Agung Putra Diana dan Made Nurbawa yang membuat Banjar Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan memiliki sebutan baru yaitu Desa Celepuk. Sepanjang desa ini tepatnya di depan rumah penduduk terdapat lampu-lampu hias berbentu celepuk atau burung hantu. Desa yang berada di bagian utara Kabupaten Tabanan ini, semenjak 2 tahun terakhir mulai gencar memaksimalkan manfaat burung hantu sebagai pembasmi hama padi terutama tikus. Pengetahuan ini didapat setelah mengikuti workshop dan pelatihan di Demak, Jawa Tengah. Baca lebih lanjut