Kumbang III saat berada di parkiran Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Klungkung, Kamis (24/03) (Indita Belinda)
Klungkung – Tua dan usang, demikian penampilan mobil petugas pemadam kebakaran Kabupaten Klungkung. Sekilas mobil ini terlihat tidak mungkin masih bisa membantu petugas memadamkan api. Tetapi jangan tertipu oleh penampilannya, mobil yang digunakan sejak 1995 ini masih beroperasi hingga sekarang.
Mobil merk Mercedes Benz MB300 buatan Jerman ini sudah mengabdi selama 21 tahun pada PMK (Pemadam Kebakaran) Klungkung. Dengan ukuran yang tidak terlalu besar, mobil ini memiliki single cabin yang mampu menampung tiga awak yakni seorang pengemudi dan dua orang awak sedangkan awak lainnya yang ikut bertugas akan duduk di atas tanki air. Kapasitas bahan bakar mobil ini 100lt, memiliki daya tampung 3000lt air, dan mampu melaju hingga 80km/jam.
Mobil tua ini digerakan oleh dua mesin yakni mesin mobil itu sendiri dan mesin portable atau mesin tempel yang berfungsi menggerakkan pompa untuk menghisap dan memompa air. Mesin portable yang digunakan oleh mobil damkar tua ini adalah mesin produksi Isuzu.
“Kenapa menggunakan Isuzu? Karena suku cadangnya lebih gampang, ada di pasaran. Kalau yang dulu menggunakan Tohatsu, suku cadangnya semua ada di perusahaannya, di Jepang.” terang I Ketut Astawa (54), Komandan Pleton PMK Klungkung. Kamis(24/03)
Sudah banyak peristiwa kebakaran yang ikut ditangani oleh mobil ini. Tahun 2015 silam, mobil dengan julukan Kumbang III ini ikut menangani 34 peristiwa yang sebagian besar kebakaran dialami oleh rumah tinggal.
Melihat usianya yang cukup tua, tentunya Kumbang III memiliki kendala ketika beroperasi. Kendala yang dialami ialah mesin portable yang digunakan untuk memompa air tidak memiliki kontrol minyak sehingga sulit mengukur jika bahan bakar mesin sudah habis. Sering kali ketika beroprasi, mesin tiba-tiba berhenti karena kehabisan bahan bakar.
“Kalau di mobilnya kelihatan dia (penggunaan bahan bakar) kan ada amperenya, kalau di mesin portablenya tidak karena kita menggunakan tanki buta istilahnya tidak ada mainan ampere makanya kita main perasaan.” ungkap Astawa.
Kendala lainnya juga pada mesin yang mudah panas karena tidak memiliki sistem pendingin sehingga mengharuskan petugas damkar untuk pintar-pintar mengatur mesin ketika beroperasi.
“Paling tidak ya pertama kita main keras, begitu tau kondisi mesinnya sudah agak tinggi panasnya itu ya kita tarik lagi, powernya turunin lagi sedikit. Makanya main kita itu,” jelasnya lagi.
Selain pada mesin, tidak ada kendala lain yang berarti. Meskipun sudah tua, mobil damkar ini masih layak dan tetap bisa digunakan karena pemeliharaannya tergolong sangat baik.
“Kalau masih bisa dipergunakan ngapain harus diganti-ganti? Tetap kita pakai,” ujar I Made Sirat (54), Kepala Bidang Peralatan dan Perbekalan Pemadam Kebakaran Kabupaten Klungkung, Kamis(24/03).
Namun demikian, dinas PMK Klungkung tiap tahun mencanangkan dana pembelian aramada baru untuk mengantisipasi kerusakan permanen pada armada tua yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
(Indita Belinda)